Pada tahun 2019 Untirta melalui program Domestic Non Degree Training (DNDT) dengan pendanaan dari IsDb mengirim dosen-dosennya untuk mengikuti pelatihan di berbagai Universitas terbaik yang ada di Indonesia, salah satunya adalah Universitas Indonesia. Lembaga Manajemen FE UI menjadi pelaksana pelatihan Subject Material Course (SMC) untuk 10 peserta yang terdiri dari unsur dosen dan tenaga pendidikan ditambah 20 peserta lainnya untuk dua program yang berbeda.
Pelatihan telah dilaksanakan selama 2 minggu, yaitu dari tanggal 16 September sampai dengan 29 September 2019 dengan kegiatan dilakukan 1 (satu) minggu dikelas pemberian materi dan 1 (satu) minggu tugas karya. Hal ini dilakukan dengan harapan apa yang telah didapat selama pelatihan para peserta langsung bisa menindaklanjuti dengan mengimplementasikan ilmunya dalam bentuk rencana lanjutan yang akan dilaksanakan di unit kerja masing-masing di mana peserta ditempatkan.
Salah satu delegasi dari FEB yang ikut pelatihan SMC yaitu dosen atas nama Samsul Arifin menyampaikan beberapa hal catatan penting terkait materi pelatihan Teknik Dan Pengembangan Kurikulum, the future of works, food and energy security, revolusi industri 4.0 dan ekonomi digital menyangkut peran dan keterkaitan isu tersebut di era disrupsi pendidikan serta tuntutan Untirta dalam mewujudkan CoE-Food Security sebagai salah satu anggota project 4-in-1 Islamic Development Bank (IDB) terangkum dalam tabel berikut:
No. | Isu | Keterangan |
1 | Kurikulum Untirta | Perubahan kurikulum harus berdasarkan SK Rektor demikian juga dengan pemberlakukannya untuk menjamin keseragaman di semua program studi dengan memanfaatkan ICT untuk proses perubahan maupun penerapan untuk diakses secara luas |
Kurikulum harus mampu memfasilitasi mahasiswa milenial yang lebih “melek” teknologi melalui menyediakan fasilitas MOOC baik secara mandiri ataupun sistem pengakuan | ||
Titik berat kurikulum harus mampu mendukung terwujudnya ketrampilan mahasiswa yang dibutuhkan dalam ekonomi digital di era disrupsi yaitu critical tinking dan problem solving | ||
2 | Era Disrupsi: | |
Generasi ketiga perguruan tinggi | Generasi ketiga perguruan tinggi menuju research institutions of higher educatio | |
Kurikulum dan metode pembelajaran | Kurikulum berorientasi student centered, adaptasi kebutuhan kerja dan adaptasi keberadaan MOOCs | |
Demografi | Generasi milenial menjadi obyek pendidikan tinggi dengan trend kesetaraan gender | |
3 | Revolusi Industri 4.0: | |
Invensi dan Inovasi | Penemuan dan penyempurnaan karya dibidang pendidikan
|
|
Riset | Riset memiliki peran besar dalam dunia pendidikan tinggi dengan pendekatan transdisiplin | |
Mutu Perguruan Tinggi | Dampak sistem pengajaran hybrid diperlukan mutu pendidikan yang terjamin termasuk mutu lulusan | |
Digital Ekonomi | Merubah pada ketrampilan kerja dan literasi serta reformasi di bidang ilmu ekonomi dan data ekonomi |
Perguruan tinggi Indonesia kini memiliki berbagai peluang dan tantangan di era disrupsi sehingga perlu untuk mengantasipasi perkembangan dunia perguruan tinggi selama 15-30 tahun ke depan. Perguruan tinggi harus mampu mengatasi tantangan yang timbul sebagai akibat berbagai perkembangan di masyarakat. Untuk menghadapi era disrupsi seperti saat ini, semua program studi harus diperkuat sehingga pararel dengan kebutuhan industri dan masyarakat sehingga lulusan perguruan tinggi harus siap untuk menghadapi era disrupsi. Beberapa catatan tersebut harus menjadi perhatian untuk Untirta apabila ke depan menginginkan sebagai perguruan tinggi yang mampu sejajar dan mampu bersaing dengan perguruan tinggi terbaik yang ada. (SA)